Monday, November 03, 2008

#116: Ma’afkan Bapak, Nak !

Ah, aku tak bermaksud pilih-kasih terhadapmu. Ma’afkan Bapakmu ini, Nak. Umurmu sudah 2 bulan setengah, tapi tak satupun tulisan tentangmu dapat kutuangkan dalam blog Mbakyumu.

Beda dengan jaman Mbakyumu dulu. Belum lahir saja sudah Bapak tulis banyak-banyak. Apalagi ketika Mbakyumu sudah lahir. Begitu beruntun Bapakmu ini menuang-curahkan step by step perkembangannya. Hingga fotonya sampai ratusan terupload di blog.

Ma’afkan Bapakmu, Nak! Tidak mampukah aku? Rasanya klise sekali. Bapakmu ini masih mampu, Nak!

Tidak sempatkah aku? Ah, sok sibuk seperti anggota dewan saja! Bapakmu bukanlah orang seperti itu, Nak.

Sampai sekarangpun Bapak masih tertegun; apa yang bisa Bapak tulis tentangmu? Bukankah Sang Pangeran Pencipta Alam telah memberikan kepada Bapak sebocah “pejantan tangguh”? Bukankah Bapakmu ini mengharap-cemas akan keinginan seorang anak laki-laki hadir di tengah keluarga sederhana kita di Lembah Ciangsana sana?

Kurang bersyukurkah, Bapakmu ini, Nak? Ah, tidak mungkin. Begitu sombong rasanya kalau Bapak tanpa syukur atas kehadiranmu yang sehat wal afiat itu. Rasanya angkuh jika Bapak tidak bersyukur akan kehebatanmu dalam kemampuan berinteraksi saat ini. Rasanya terlalu jumawa bila Bapakmu ini tidak menikmati rejeki-Nya atas semua anugerah yang terlimpahkan kepadamu. Ah, bukan itu, Nak.

Seperti halnya Mbakyumu, kau adalah “cahaya” Sang Pangeran, Nak. Semoga Bapak dapat secepatnya menulis-bumikan dirimu di lembaran blog Mbakyumu.

Sekali lagi, ma’afkan Bapak, Nak…


Wisma Bakrie, Lt-4, October 22nd, 2008

(c) aGusJohn

0 Comments:

Post a Comment

<< Home